Membuat Tanah Pertanian Di Lereng Gunung Yang Bertingkat Tingkat Disebut

Mengenal Terasering, Teknik Bercocoktanam di Lahan Miring

Terasering

Apa itu Terasering?

Terasering merupakan salah satu teknik bercocoktanam yang digunakan di lahan miring atau berlereng. Teknik ini telah digunakan sejak zaman dulu untuk memaksimalkan penggunaan lahan yang terbatas dan sulit untuk ditanami. Dengan menggunakan terasering, lahan yang semula tidak dapat digunakan untuk pertanian, menjadi lahan yang produktif dan bisa dimanfaatkan.

Terasering telah digunakan oleh berbagai suku bangsa di seluruh dunia, terutama di daerah pegunungan atau lereng bukit. Teknik ini telah terbukti efektif dalam mengatasi tantangan pertanian di daerah dengan topografi yang sulit. Selain itu, terasering juga memberikan manfaat lingkungan seperti mencegah erosi tanah dan menjaga kesuburan lahan.

Rute

Rute

Proses pembuatan terasering dapat menjadi tantangan tersendiri, terutama karena harus mengikuti bentuk alami lahan miring. Langkah pertama dalam membuat terasering adalah menentukan rute atau pola teras yang akan digunakan. Rute terasering harus disesuaikan dengan kemiringan lahan dan kondisi tanah di lokasi tertentu.

Secara umum, teras dibuat dalam bentuk tangga atau melingkar mengikuti lereng bukit. Setiap teras kemudian diberi tanah penutup agar dapat ditanami dengan tanaman yang diinginkan. Terasering biasanya dibuat berhampiran untuk memudahkan akses dan juga meningkatkan keamanan teras.

Kelebihan Terasering

Kelebihan Terasering

Terasering memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya teknik yang populer dalam pertanian di lahan miring. Berikut adalah beberapa kelebihan terasering:

  1. Meningkatkan produktivitas lahan: Teknik terasering memungkinkan lahan yang tadinya tidak produktif atau sulit untuk ditanami menjadi lahan yang produktif. Dengan membuat teras-teras yang teratur, petani dapat memanfaatkan lahan secara maksimal.
  2. Mengurangi erosi: Terasering membantu mengatasi masalah erosi tanah di lahan miring. Struktur teras yang teratur menghalangi air hujan yang deras agar tidak langsung mengalir dan membawa partikel tanah bersama. Hal ini dapat meminimalkan kerusakan tanah dan menjaga kesuburan lahan.
  3. Peningkatan aksesibilitas: Dengan membuat terasering, aksesibilitas ke lahan pertanian di daerah miring menjadi lebih mudah. Teras yang teratur dan tegak bisa menjadi tangga untuk petani naik turun ke lahan mereka. Hal ini mempermudah aktivitas sehari-hari petani dan juga meminimalkan risiko kecelakaan.
  4. Penampilan yang menarik: Terasering juga memberikan nilai estetika bagi suatu area. Pemandangan teras yang teratur dan hijau di lereng bukit dapat menciptakan pemandangan yang indah dan menarik bagi para pengunjung. Hal ini juga bisa meningkatkan potensi pariwisata di daerah tersebut.

Kekurangan Terasering

Kekurangan Terasering

Di balik kelebihannya, terasering juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan terasering:

  1. Biaya pembangunan: Membangun terasering membutuhkan biaya yang cukup besar terutama jika lahan yang akan diubah cukup luas. Biaya tersebut meliputi pembelian alat, upah pekerja, material bangunan, dan tanaman yang akan ditanam. Oleh karena itu, perlu dihitung dengan cermat sebelum memutuskan untuk menggunakan teknik terasering.
  2. Perawatan yang intensif: Terasering membutuhkan perawatan yang intensif agar terus berfungsi dengan baik. Tanah penutup harus dijaga agar tetap subur dan bebas dari gulma. Selain itu, teras juga perlu dipelihara agar tetap kuat dan tidak ambruk akibat erosi atau tekanan air hujan yang terlalu besar.
  3. Batasan jenis tanaman: Beberapa jenis tanaman mungkin tidak cocok untuk ditanam di terasering. Pemilihan tanaman yang tepat harus mempertimbangkan kebutuhan air, kebutuhan nutrisi, dan kestabilan teras. Oleh karena itu, perlu penelitian yang matang sebelum memutuskan tanaman apa yang akan ditanam di terasering.

Harga dan Biaya Terasering

Pembangunan terasering melibatkan berbagai biaya yang harus diperhitungkan. Biaya tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada luas lahan, kondisi tanah, dan jenis material yang digunakan. Berikut adalah perkiraan biaya yang dapat timbul dalam pembangunan terasering:

  1. Biaya Pembelian Alat: Untuk pembangunan terasering, diperlukan peralatan seperti cangkul, sekop, dan hand traktor. Biaya pembelian alat ini dapat berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000.
  2. Biaya Upah Pekerja: Jika Anda tidak dapat melakukannya sendiri, Anda mungkin perlu menyewa tenaga kerja untuk membantu membangun terasering. Biaya upah pekerja dapat bervariasi tergantung pada wilayah dan jumlah jam kerja. Estimasinya berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 150.000 per hari.
  3. Biaya Material Bangunan: Material bangunan yang digunakan dalam pembangunan terasering meliputi kayu, bambu, batu, dan material lainnya. Biaya material ini dapat menjadi biaya terbesar dalam pembangunan terasering, tergantung pada jenis material yang digunakan dan lokasi. Estimasinya berkisar antara Rp 1.000.000 hingga Rp 5.000.000.
  4. Biaya Tanaman: Tanaman yang akan ditanam di terasering juga dapat menambah biaya pembangunan. Biaya ini tergantung pada jenis tanaman yang dipilih dan luas lahan yang akan ditanami. Estimasinya berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 2.000.000.

Cara Membuat Terasering

Proses pembuatan terasering membutuhkan perencanaan dan ketelitian. Berikut adalah langkah-langkah yang harus Anda ikuti untuk membuat terasering:

  1. Menentukan Rute Terasering: Yang pertama adalah menentukan rute atau pola teras yang akan digunakan. Ini harus disesuaikan dengan kemiringan lahan dan kondisi tanah di lokasi tertentu. Rute terasering dapat berupa tangga atau pola melingkar mengikuti lereng bukit.
  2. Menandai Tinggi dan Lebar Teras: Setelah menentukan rute terasering, Anda perlu menandai tinggi dan lebar teras. Ini akan membantu Anda dalam pembuatan teras yang rata dan teratur.
  3. Membuat Teras: Setelah menandai, Anda dapat mulai membuat teras dengan membongkar tanah menggunakan cangkul dan sekop. Pastikan untuk membuang tanah yang diangkat dengan benar dan membentuk teras yang rata.
  4. Memasang Batas Teras: Setelah membuat teras, Anda perlu memasang batas teras. Batas ini dapat berupa kayu, bambu, atau bahan lainnya yang kuat dan tahan lama. Batas teras berfungsi untuk menghindari erosi tanah dan menjaga teras tetap stabil.
  5. Menutup Teras dengan Tanah: Setelah batas teras terpasang, Anda dapat menutup teras dengan tanah. Pastikan untuk meratakan tanah dan membuatnya tetap padat untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang baik.
  6. Menanam Tanaman: Setelah teras siap, Anda dapat mulai menanam tanaman di masing-masing teras. Pilih tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan Anda.
  7. Merawat Terasering: Setelah menanam tanaman, jangan lupa untuk merawat terasering secara teratur. Lakukan pengairan, pemupukan, dan pemangkasan sesuai dengan kebutuhan tanaman yang Anda tanam.

Anda dapat menggunakan teknik terasering ini untuk bercocok tanam dengan berbagai jenis tanaman, seperti padi, sayuran, atau buah-buahan. Namun, perlu diingat bahwa setiap tanaman memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda, jadi pastikan untuk mempelajari kebutuhan tanaman yang akan Anda tanam sebelum memulai proses terasering.

Terasering merupakan salah satu teknik bercocoktanam yang baik untuk memaksimalkan penggunaan lahan miring atau berlereng. Dengan melibatkan pembuatan teras-teras yang teratur, teknik ini dapat mengubah lahan yang tadinya tidak produktif menjadi lahan yang produktif. Selain itu, terasering juga memiliki manfaat lingkungan seperti mencegah erosi tanah dan menjaga kesuburan lahan.

Meskipun terasering memiliki beberapa kekurangan seperti biaya pembangunan yang tinggi dan perawatan yang intensif, dengan perencanaan dan perawatan yang baik, teknik ini dapat memberikan hasil yang memuaskan. Jadi, jika Anda memiliki lahan miring yang sulit untuk ditanami, pertimbangkan untuk menggunakan teknik terasering ini.

Tinggalkan komentar

This will close in 0 seconds

https://technologi.site/