Kerajaan Kediri: Jejak Sejarah di Negeri Jawa
Apakah Anda pernah mendengar tentang Kerajaan Kediri? Kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara di masa lalu ini memiliki sejarah yang kaya dan menarik untuk dipelajari. Mari kita kelilingi jejak sejarah Kerajaan Kediri, menelusuri apa itu Kerajaan Kediri, siapa tokoh penting di dalamnya, kapan dan di mana kronologisnya terjadi, bagaimana kehidupan di kerajaan ini, serta memahami cara hidup dan cara berpolitik di kerajaan ini. Yuk kita mulai eksplorasi sejarah Kerajaan Kediri!
Apa Itu Kerajaan Kediri?
Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-11 dan berlangsung hingga abad ke-13. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia pada masa itu. Kerajaan ini terletak di wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Di dalam sejarah, Kerajaan Kediri dikenal juga dengan nama Kerajaan Pala dan Kerajaan Daha. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Airlangga dan menjadi pusat kebudayaan dan kekuasaan di Jawa Timur pada masa itu.
Siapa Tokoh Penting di Kerajaan Kediri?
Raja Airlangga adalah salah satu tokoh penting di Kerajaan Kediri. Beliau adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Kediri. Raja Airlangga adalah tokoh yang bijaksana dan berhasil memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri hingga mencapai keberhasilan politik dan ekonomi yang luar biasa. Beliau juga dikenal sebagai raja yang pandai dalam membangun kehidupan sosial dan budaya di kerajaan ini.
Selain itu, tokoh-tokoh lain yang terkait dengan Kerajaan Kediri antara lain Mpu Sedah, Mpu Bharada, Mpu Dharmaja, dan Mpu Nala. Mpu Sedah adalah seorang pendeta yang berperan penting dalam upacara agama di Kerajaan Kediri. Mpu Bharada adalah seorang penyair yang menghasilkan banyak karya sastra berbahasa Jawa Kuno. Mpu Dharmaja adalah patih (pejabat tinggi) di Kerajaan Kediri yang bertanggung jawab dalam hal pemerintahan. Sedangkan Mpu Nala adalah seorang pujangga yang mengabadikan sejarah Kerajaan Kediri dalam satu-satunya prasasti yang terlestarikan hingga saat ini.
Kapan dan Di Mana Kronologis Kerajaan Kediri Terjadi?
Tahukah Anda kapan dan di mana Kerajaan Kediri terjadi? Kerajaan Kediri berdiri pada abad ke-11, tepatnya pada tahun 1042 Masehi. Kerajaan ini berpusat di daerah Kediri, Jawa Timur. Pada masa pemerintahan Raja Airlangga, Kerajaan Kediri mencapai masa kejayaannya. Namun, pada abad ke-13, Kerajaan Kediri mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh akibat serangan dari Kerajaan Singasari yang dipimpin oleh Raja Ken Arok.
Selama pemerintahan Raja Airlangga, Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-11 sampai awal abad ke-12. Kerajaan Kediri pada masa itu mencakup wilayah yang luas, meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat bagian timur. Dalam catatan sejarah, Kerajaan Kediri juga dikenal dengan sebutan “Kerajaan Singasari Barat”. Setelah Raja Airlangga wafat, Kerajaan Kediri mengalami periode perpecahan hingga akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Singasari pada tahun 1222 Masehi.
Bagaimana Kehidupan di Kerajaan Kediri?
Kehidupan sosial dan budaya di Kerajaan Kediri sangat kaya dan beragam. Pada masa pemerintahan Raja Airlangga, terdapat tiga golongan masyarakat di Kerajaan Kediri, yaitu golongan Brahmana, golongan Raja/Gelar, dan golongan Bebas. Golongan Brahmana adalah golongan yang paling tinggi dalam struktur sosial di Kerajaan Kediri dan memiliki kewenangan dalam urusan agama. Golongan Raja/Gelar adalah golongan yang berhubungan langsung dengan pemerintahan dan memiliki tanggung jawab dalam memimpin rakyat. Sedangkan golongan Bebas adalah golongan yang tingkat sosialnya lebih rendah dan bertugas sebagai petani dan buruh.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kerajaan Kediri terkenal dengan kebiasaan berdagang. Kerajaan Kediri memiliki hubungan dagang dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Tiongkok, India, dan negara-negara kepulauan di Asia Tenggara. Selain itu, Kerajaan Kediri juga dikenal akan kekayaan alamnya, terutama hasil pertanian, seperti padi, tebu, dan rempah-rempah. Kehidupan ekonomi yang maju membuat Kerajaan Kediri menjadi salah satu kerajaan yang makmur pada masa itu.
Cara Berpolitik di Kerajaan Kediri
Bagaimana cara berpolitik di Kerajaan Kediri? Sistem politik di Kerajaan Kediri didasarkan pada sistem pemerintahan monarki. Raja Airlangga adalah raja tunggal yang memerintah di Kerajaan Kediri. Beliau memiliki kekuasaan absolut dalam mengambil keputusan politik, seperti mengangkat patih (pejabat tinggi), mengatur kebijakan pemerintahan, mengatur hubungan dengan negara lain, dan lain sebagainya.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Raja Airlangga juga dibantu oleh Dewan Brahmana yang terdiri dari para pendeta agama Hindu. Dewan ini memberikan nasihat dan arahan kepada raja dalam hal kebijakan agama. Raja Airlangga juga membentuk sebuah Dewan Kebijakan yang terdiri dari para menteri, bupati, dan pejabat tinggi lainnya. Dewan Kebijakan ini bertugas untuk membantu raja dalam mengambil keputusan politik dan merumuskan kebijakan pemerintahan.
Kesimpulan
Dalam perjalanan sejarahnya, Kerajaan Kediri adalah salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia pada masa itu. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Airlangga pada abad ke-11 dan berlangsung hingga abad ke-13. Kerajaan Kediri mencapai masa kejayaannya pada masa Raja Airlangga, namun akhirnya runtuh akibat serangan dari Kerajaan Singasari.
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Kediri memiliki kehidupan sosial dan budaya yang sangat kaya. Terdapat tiga golongan masyarakat di dalam kerajaan ini, yaitu golongan Brahmana, Raja/Gelar, dan Bebas. Kerajaan Kediri juga memiliki sistem politik monarki dengan Raja Airlangga sebagai raja tunggal yang memerintah. Raja Airlangga didukung oleh Dewan Brahmana dan Dewan Kebijakan dalam menjalankan pemerintahan.
Melalui eksplorasi sejarah Kerajaan Kediri, kita dapat memahami betapa pentingnya keberadaan dan peranan kerajaan dalam membentuk sejarah, identitas, dan budaya suatu bangsa. Kerajaan Kediri adalah salah satu contoh nyata tentang kejayaan dan kemunduran suatu kerajaan yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam garis waktu sejarah Indonesia.